Jumat, 14 Mei 2010

BANDUNG - Sekira 2.500 warga Jawa Barat terserang wabah Chikungunya. Jumlah tersebut berdasarkan akumulasi wabah Chikungunya di Jawa Barat sepanjang tahun 2009-2010.

"Sepanjang tahun 2009-2010, ada sekitar 2.500 warga Jabar yang terserang wabah Chikungunya. Mereka tersebar di delapan kabupaten/kota. Kalau data pastinya, saya tidak pegang," kata Kepala Dinas Kesehatan Jabar, Alma Lucyati, saat dihubungi wartawan, Jumat (14/5/2010).

Alma mengatakan, untuk tahun ini, baru Kabupaten Sukabumi yang sudah melaporkan adanya wabah chikungunya. Disinggung daerah lain, Alma mengaku belum menerima laporan.

"Yang sudah masuk laporan dari Kabupaten Sukabumi. Yang lainnya masih belum melapor," kata Alma.

Lebih jauh Alma mengatakan, wabah chikungunya muncul akibat pola hidup masyarakat. Lingkungan yang kotor, lanjutnya, bisa menjadi pemicu munculnya penyakit tersebut.

"Jadi sebaiknya masyarakat juga menjaga lingkungan agar wabah chikungunya yang disebabkan oleh nyamuk tidak berkembang," imbau Alma.

Musim pancaroba, lanjut dia, biasanya memicu berkembangnya wabah chikungunya yang disebabkan nyamuk. Untuk itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar meminta masyarakat mewaspadai wabah chikungunya pada saat musim pancaroba.

"Penyakit ini muncul karena virus. Makanya kalau daya tahan tubuh tidak bagus, virus itu gampang masuk," kata Alma.

Menurutnya, wabah chikungunya harus diberantas bersama-sama, tidak hanya mengandalkan dinas kesehatan. Caranya, kata dia, dengan menjaga lingkungan. "Musim pancaroba ini merupakan musim berkembangbiaknya nyamuk. Makanya, masyarakat harus betul-betul menjaga lingkungan," pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar